V9NEWS || - Dadaro Bilhore turun ke jalanan kota Mumbai, India, dengan sekop, pasir, dan kerikil. Ditutupinya satu per satu lubang di jalanan kota berpenduduk 20 juta orang itu. Hal ini dilakukannya dalam 3 tahun terakhir, demi mengenang mendiang putranya.
Putra Bilhore, Prakash, meninggal dunia setelah motor yang digunakannya masuk ke dalam lubang di jalan. Prakash yang tidak memakai helm terpental ke udara, meninggal dunia akibat cedera otak parah. Sepupunya yang berboncengan dengan Prakash juga terjatuh, namun selamat karena pakai helm.
Bilhore menyalahkan lubang di jalan atas kematian putranya yang baru berusia 16 tahun pada 2015 yang nahas itu. Dia tidak ingin orang lain mengalami hal yang sama, karena itulah Bilhore menutupi lubang di jalanan Mumbai.
"Kematian mendadak Prakash meninggalkan lubang besar di kehidupan kami. Saya melakukan ini demi mengenang dan menghormati dia," kata Bilhore seperti dikutip AFP, Jumat (14/9).
"Saya tidak ingin orang lain kehilangan orang yang dicintainya seperti kami," lanjut Bilhore
Dikuti AFP, pedagang sayur berusia 48 tahun itu telah menambal hampir 600 lubang di jalanan Mumbai. Kebanyakan ditambalnya sendirian, terkadang bersama beberapa relawan yang tersentuh dengan kisah Bilhore yang banyak diberitakan media India.
"Pengakuan atas apa yang kami lakukan memberi saya kekuatan untuk menghadapi rasa sakit kehilangan dan kemana pun saya pergi, saya merasa Prakash ada di samping saya," kata Bilhore yang kini dijuluki "Ayah lubang jalanan".
Mumbai dikenal sebagai salah satu kota besar dan maju di India. Namun kota ini juga terkenal dengan infrastruktur jalanannya yang buruk.
Bahkan seorang warga membuat situs yang menghitung jumlah lubang di jalanan Mumbai, www.mumbaipotholes.com. Berdasarkan penghitungan di situs itu, lubang di Mumbai mencapai lebih dari 27 ribu.
Lubang-lubang di jalanan India telah menyebabkan 3.597 kematian di jalanan pada 2017, atau rata-rata 10 orang tewas per hari. Warga menyalahkan pemerintah yang tidak tanggap memperbaiki jalan yang rusak.
Bilhore tidak bisa menunggu hingga pemerintah bertindak. Selama tiga tahun, dia mengumpulkan sisa-sisa pasir dan kerikil dari lokasi pembangunan gedung untuk menambal jalanan. Laku ini akan dijalaninya hingga tutup usia.
"Selama saya hidup dan bisa berjalan, saya akan menyingkirkan lubang-lubang ini," tegas Bilhore.
0 Comments