Untuk Peduli Cukup dengan Membantu WNI


V9NEWS - Sahabat, berlanjut berasal dari artikel saya pada mulanya yang menceritakan bagaimana upaya Pemerintah Indonesia mengeluarkan para WNI berasal dari Suriah sesudah terjadinya perang di sana, terhadap kesempatan ini saya mendambakan menceritakan pengalaman saya membantu WNI yang sudah ditipu untuk terbang ke Suriah melalui Lebanon dan bekerja di sana. 

Ya, kawan akrab tidak salah membaca. Meskipun kita jelas bahwa sejak tahun 2011 sampai saat ini, Suriah tetap di dalam standing perang dan Pemerintah Indonesia sudah melarang WNI untuk melakukan perjalanan ke sana. Namun, tetap ada oknum-oknum yang berupaya untuk mengirim WNI ke Suriah dan dipekerjakan sebagai tenaga kerja non-profesional.

Jadi, terhadap tanggal 4 November 2016, KBRI Beirut memperoleh telpon berasal dari pihak bandara hawa Beirut yang menginfokan bahwa terhadap saat itu ada 14 (empat belas) orang WNI yang berdasarkan dokumen perjalanan (tiket dan paspor) mereka dapat melanjutkan penerbangan berasal dari Lebanon ke Suriah. Tetapi, pihak bandara mengemukakan bahwa WNI tersebut menolak untuk berangkat kala jelas dapat lanjut terbang ke Suriah.


Aneh sebenarnya kedengarannya mengapa mereka tidak senang melanjutkan perjalanan. Logikanya, mereka harusnya udah mengerti obyek akhir perjalanan. Namun, keanehan aku langsung beralih menjadi kecurigaan dikarenakan Suriah harusnya tidak menjadi negara obyek perjalanan untuk alasan apapun. Kalau pun sebenarnya tersedia WNI yang bakal ke Suriah, tentu perjalanan berikut dalam rangka kunjungan resmi dan KBRI bakal mendapat informasi.  DEPOSIT VIA GOPAY

Mendapatkan kabar tersebut, KBRI langsung berangkat menuju bandara untuk memperoleh info lebih lanjut mengenai keberadaan ke-14 WNI di bandara Beirut.

Saya dan rekan setibanya di bandara langsung menemui WNI dan bertanya ke pada mereka mengenai obyek ke Suriah. Mereka bercerita bahwa pada awalannya di Indonesia, ke-14 WNI dijanjikan oleh oknum untuk bekerja di beragam negara seperti Malaysia, Mesir, Qatar, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Tetapi tidak mengerti mengapa, mereka pada akhirnya berada di Lebanon untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Suriah untuk bekerja disana. Sadar bahwa mereka bakal terbang ke Suriah dan mengerti bahwa kondisi Suriah waktu ini sedang tidak aman, mereka menolak untuk terbang. 


Para WNI bercerita bahwa mereka wajib menunggu untuk jangka kala yang begitu banyak ragam disaat berada di satu tempat. Namun, berkisar pada satu minggu hingga satu setengah bulan. Selama berada di Malaysia semua WNI mengaku ditaruh di sebuah apartemen yang dimiliki oleh orang yang berperawakan timur tengah. DEPOSIT VIA PULSA

Sedangkan terhadap kala masuk ke Turki, semua WNI masuk menggunakan visa yang diperoleh lewat internet dan ditaruh di satu gedung apartemen yang sama, yang menurut pengakuan para WNI dimiliki termasuk oleh orang yang berperawakan timur tengah.


Ketika pertama kali tiba di Lebanon, semua WNI ditemui oleh seseorang yang menyuruh mereka untuk berkumpul dan menunggu dia untuk memproses perjalanan mereka selanjutnya. Ternyata orang itu telah mempunyai daftar nama ke-14 WNI dan menambahkan mereka tiket perjalanan ke Suriah.

Para WNI lantas disuruh untuk menunggu di gerbang keberangkatan. Untungnya ke-14 WNI tahu bahwa mereka akan ke Suriah dan berharap ke petugas bandara untuk tidak terbang. Pihak bandara lantas menghubungi KBRI gara-gara tidak tahu bagaimana sambungan keberadaan mereka di Lebanon gara-gara tidak mempunyai visa Lebanon.  POKER PULSA

Mendengar cerita dari ke-14 WNI, saya berkesimpulan bahwa didalam kejadian ini tersedia indikasi Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Kenapa begitu? Karena dari 3 (tiga) unsur yang tersedia untuk mengkategorikan seseorang sebagai korban TPPO berdasarkan UU No. 21 Tahun 2007 mengenai Pemberantasan TPPO, dua unsur telah dipenuhi yaitu:


Proses: Telah berlangsung tindakan perekrutan, perpindahan dan penampungan.  

Jalan/Cara: Telah berlangsung unsur penipuan yakni dijanjikan bekerja di negara lain. Namun, terhadap selanjutnya dapat bekerja di Suriah.

 Selain itu berasal dari 14 WNI, 13 WNI berangkat menggunakan paspor biasa, yang seharusnya tidak sanggup digunakan untuk tujuan bekerja.

Tujuan: Belum berlangsung sebab belum hingga di negara tujuan yakni Suriah.  

Sumber : Kumparan.com


Post a Comment

0 Comments