Beberapa Desa di Aceh Besar Krisis Air Bersih, Debit Air Embung Menyusut Drastis


V9NEWS - Kekeringan melanda sejumlah desa di Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Adapun Gampong Lambadeuk jadi keliru satu desa yang paling parah.
Bahkan, kini warganya ada masalah untuk mencari dan mendapatkan air bersih. Tak hanya itu, warga termasuk tidak bisa bertani maupun berkebun sebab lahan jadi kering dan kekurangan air.

Darma warga Gampong Lambadeuk mengatakan, kekeringan telah berlangsung sejak pertengahan tahun 2019 lalu. Bahkan, sawah yang telah ditanam berumur tiga bulan oleh warga terhadap sementara itu, mengalami gagal panen.

“Pokoknya padi telah tidak bisa tanam lagi, orang rela minum dan mandi termasuk telah ada masalah sebab telah kering,” kata Darma, Senin (20/1).


Krisis air membuat warga yang dominan berprofesi sebagai petani dan nelayan ini, rela tidak rela harus mencari alternatif lain untuk beroleh air. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menggali sumur lebih dalam agar mampu mendapatkan sumber mata air baru.

Tak semua warga punya duwit untuk mampu menggali sumur lebih dalam, agar umumnya berasal dari mereka pakai air berasal dari sebuah sumur yang tersedia di tengah sawah di kawasan desa selanjutnya sepanjang kemarau panjang melanda. Sumur yang disebut leupon itu jadi sumber air utama warga sejak 2019.


Darma mengatakan, air sumur itu lantas dimanfaatkan warga mulai berasal dari mencuci, mandi, lebih-lebih untuk air minum.

“Kalau sekarang (air untuk minum) tersedia yang membeli jika yang tersedia duit, jika gak tersedia duwit ya terpaksa minum air sumur. Masak air sumur gitu,” ujar Darma. 


Warga mengatakan, Embung Lambadeuk di awalnya mempunyai banyak debit air yang tetap mampu disalurkan ke sejumlah desa di Kecamatan Pekan Bada. Belakangan, daerah penampungan ini pun debit air terasa mengalami penyusutan hingga lebih dari satu meter.

Rizal, tidak benar seorang warga setempat mengatakan, penyusutan debit air di embung, baru kali ini berjalan sejak daerah itu formal digunakan th. 2013 silam. Padahal, embung tersebut pernah menampung air mencapai nyaris 18 mtr. dan selama ini airnya sering dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air bersih tak sekedar untuk mengairi persawahan warga.


“Ini udah berkurang hingga tujuh meter. Paling sisa dalamnya tinggal tiga mtr. lagi,” kata Rizal.

Meski kelihatan tetap mempunyai air, tapi air di embung tersebut tidak mampu digunakan sebab volumenya yang udah sedikit. Selain itu, Rizal meyakini, terkecuali musim kemarau tetap berjalan hingga lebih dari satu pekan, air di Embung Lambadeuk pun dapat habis mengering. 


Warga Gampong Lambadeuk itu berharap aksi nyata dari pemerintah untuk menangani kekeringan ini. Saat ini, imbuhnya, masyarakat tidak miliki mata pencarian lagi.

“Kami tidak mampu turun ke sawah dan raskin pun tidak tersedia lagi kami. Sedangkan pemasukan tidak ada. Cabai tidak ada. Karena biasanya masyarakat kecuali tidak tersedia padi ya memakai cabai untuk membeli beras,” imbuh Darma.


SITUS AMAN TERPERCAYA PLAYER VS PLAYER TANPA BOT
MENERIMA DEPOSIT VIA PULSA, GOPAY, OVO
MENERIMA VIA BANK : BCA , BRI, BNI, CIMB, DAN MANDIRI

BERAPAPUN KEMENANGAN ANDA PASTI, V9POKER BAYAR !!!

Post a Comment

0 Comments