Fakta ! Inilah 4 Tanda Bumi Terancam Bahaya


V9NEWS || -Tidak bisa dipungkiri bahwa semakin hari bumi ini semakin tua. Banyak ilmuwan mulai mengkhawatirkan kondisi Bumi yang rapuh dan tidak mampu lagi mendukung kehidupan.

Bahkan tidak sedikit, dari penemuan dan tidak bisa dipungkiri bahwa semakin hari bumi ini semakin tua. Banyak ilmuwan mulai mengkhawatirkan kondisi Bumi yang rapuh dan tidak mampu lagi mendukung kehidupan.

1. CO2 capai tingkat tertinggi

Konsentrasi karbon dioksida atau CO2 di atmosfer telah mencapai tingkat tertinggi dalam setidaknya 800.000 tahun. Hal itu dianggap cukup mengerikan bagi para ilmuwan.

Pada bulan April, konsentrasi CO2 di atmosfer melebihi rata-rata 410 parts per million (ppm) dalam satu bulan, menurut Observatorium Mauna Loa di Hawaii. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah pembacaan observatorium itu bahwa rata-rata bulanan CO2 telah melampaui level tersebut.

2. Es di kutub utara cair

Kutub utara dianggap sebagai bagian vital salam hal pengaturan suhu di bumi. Kutub utara memiliki fungsi memantulkan panas matahari kembali ke luar angkasa. Dengan berkurangnya permukaan es kutub utara maka jumlah panas yang dipantulkan menjadi lebih sedikit.

Beberapa tahun lalu, wilayah kutub utara kehilangan 155 ribu kilometer persegi wilayah es per tahun. Bumi saat ini terus mengalami kenaikan suhu beberapa tahun terakhir. Perubahan cuaca ekstrem juga sering terjadi di berbagai belahan Bumi


NASA dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengamati lapisan ozon di Bumi, tepatnya di bagian wilayah Antartika. Di wilayah tersebut lapisan ozon telah menipis.

Bahkan, menurut penelitian terbaru, ukuran lubang ozon ini merupakan yang tertipis sejak 1988.

Berdasarkan keterangan peneliti NASA, menipisnya lapisan ozon ini diklaim tidak mengancam Bumi. Justru, penipisan lapisan ozon terjadi akibat fenomena variabilitas alam.



Tingginya tingkat kepunahan hewan dan tumbuhan mendorong pertanda bahwa Bumi berada dalam zona bahaya untuk umat manusia. Tingkat kepunahan hewan dan tumbuhan, yang disebabkan karena polusi deforestasi, mencapai 10 sampai 100 kali lebih tinggi dari batas aman.

Laporan ini merupakan penelitian dari sebuah tim internasional yang terdiri atas 18 ahli untuk memperluas penelitian sebelumnya pada 2009 lalu.


Sumber : Merdeka.com


Post a Comment

0 Comments